Powered by Blogger.

Wednesday, May 15, 2013

Pengalaman Menghentikan Dot Tanpa Penolakan


admin March 19th, 2009

Bagi kita yang sudah mengalami, menghentikan anak menggunakan dot (seperti halnya juga menghentikan ASI) menjadi saat-saat yang penuh ‘perjuangan’. Perasaan antara ‘harus tega’ dan ‘kasihan’ menjadi satu begitu melihat anak menangis tersedu-sedu hanya karena tidak boleh lagi minum pakai dot.
Jika anda sudah membaca ebook saya “3 Tahun Pertama yg Menentukan” (http://ebook.balitacerdas.com), tindakan yg akan sangat memudahkan kita dalam mengajarkan disiplin kepada anak, atau meminta anak menuruti apa yg kita inginkan, adalah dengan menerapkan SIGNAL AWAL.

Sekitar 2 minggu yang lalu, ketika anak ke-3 saya (Fuka) tepat menginjak usia 2 tahun 8 bulan, kami memutuskan untuk menghentikan Fuka minum pakai dot, dan BERHASIL dengan sangat memuaskan, tanpa ada penolakan dari Fuka, tanpa ada tangisan tersedu-sedu di malam hari.

Kali ini, penerapan signal awal kami terapkan kepada Fuka dalam waktu beberapa minggu sebelum Hari-H penghentian dot.

Caranya ?

Beberapa minggu sebelumnya, di setiap kesempatan yg memungkinkan saya dan istri sering mengatakan bahwa Fuka sudah besar, sambil pura-pura membandingkan tinggi badan Fuka yang sudah menjadi lebih tinggi.

Misalnya, “Kemarin Adek Bayi (note: Fuka memanggil dirinya sendiri dengan sebutan Adek Bayi) tingginya segini (sambil menunjuk leher), sekarang sudah nambah tinggi jadi segini (sambil menunjuk kepalanya). Adek Bayi sudah besar ya…”

Kebetulan ada keponakan yg umurnya baru 1 tahun, namanya Naufal, kami ‘manfaatkan’ untuk membandingkan lebih lanjut. Kami sering mengatakan kepada Fuka, “Adek Naufal masih kecil banget ya.., makanya sukanya minum pakai dot”. Biasanya Fuka akan mengatakan, “Dot Adek Bayi dikasihkan ke Adek Naufal aja ya.. ‘kan Adek Bayi sudah besar”. Kemudian kami merespons, “Iya ya.. nanti kapan-kapan kita kasih ke Adek Naufal aja ya..”.

Dengan melakukan hal diatas beberapa waktu, Fuka mulai ‘terkondisikan’ bahwa dia sudah besar, dan sudah tidak perlu lagi minum memakai dot.

Pada saat Hari-H tiba, sebelum saya berangkat ke kantor suasana pagi kami buat cukup menyenangkan, kemudian istri saya mengatakan kepada Fuka,”Mulai hari ini Adek Bayi tidak minum pakai dot lagi. Botol dotnya enaknya digimanain ya?”.

Pertanyaan diatas sengaja dilakukan supaya apa yang akan dilakukan menjadi keputusan dari Fuka sendiri dan bukan paksaan dari orang lain.

Karena sudah terkondisikan, Fuka menjawab,”Botol yang kecil dibuang aja, yang besar dikasihkan ke Adek Naufal”.

Kemudian istri saya mengambil plastik sampah,”Yang kecil dibuang disini, yang besar dimasukkan ke tas Ayah, nanti sama Ayah dikasihkan ke Adek Naufal”.

Kemudian Fuka diminta membuang sendiri tas plastik sampahnya, dan memasukkan sendiri botol dot besarnya ke dalam tas saya.

Sampai disini proses berjalan sangat lancar. Saya berangkat ke kantor, dan Fuka sudah sadar bahwa dia tidak punya botol dot lagi.

Beberapa jam setelah tiba di kantor, istri saya telephone menyampaikan kalau Fuka agak rewel tidak mau minum susu karena tidak pakai dot. Di telephone saya tegaskan kepada Fuka, “Tadi pagi ‘kan dot kecilnya sudah dibuang sama Adek Bayi sendiri. Yang besar sudah Ayah kasihkan ke Adek Naufal. Jadinya Adek Bayi harus minum susu pakai gelas dong ya…”

Awalnya Fuka tetap tidak mau minum susu, tetapi menjelang siang akhirnya mau minum dengan gelas untuk anak balita (yang pegangannya ada dua itu loh..).

Biasanya, masalah terbesar timbul di malam hari pada saat anak terbangun minta minum susu, seperti yang dulu kami alami dengan anak pertama kami, Rihan (kebetulan anak kedua kami, Afi, tidak pernah minum pakai dot). Kamipun telah siap untuk ‘perang’ melawan rasa kasihan yang akan terjadi.

Tetapi untuk kasus Fuka kali ini, apa yang kami khawatirkan tidak terjadi. Kami tidak mengalami masalah di malam hari. Malam itu Fuka terbangun, melihat sekeliling sebentar, kemudian tidur lagi. Kami sendiri sempat kaget, kok Fuka tidak rewel mencari dotnya lagi.

Kami yakin ini bisa dilalui sebagai hasil yang telah kami lakukan beberapa waktu sebelumnya itu.

Setelah itu semuanya berjalan lancar, Fuka tidak lagi minum susu memakai dot.

Hal positif yang terjadi setelah itu adalah:

1. Fuka mau makan dengan baik, jauh lebih banyak dari sebelumnya.

Biasanya, jika anak terlalu tergantung dengan susu, anak menjadi susah makan. Maunya minum susu terus. Jika kita orangtua mengikuti terus kemauan anak yang seperti ini, akan sulit menghentikannya nanti.

2. Fuka tidak mengompol lagi.

Hal ini sangat memberi manfaat. Dengan memuji anak bahwa dia tidak mengompol, rasa percaya diri anak kelihatan meningkat. Setiap kali dia bangga bahwa dirinya bukan anak kecil lagi, sehingga anak menjadi lebih mandiri.

Selain itu, kita tidak perlu mengeluarkan lagi biaya pembelian diapers yang cukup mahal itu (lumayan ‘kan..).

3. Kami bisa istirahat lebih baik karena tidak perlu harus bangun membuatkan susu lagi.

Yang perlu DIINGAT dalam hal menghentikan dot ini, jika anak menjadi rewel, itu adalah hal yang SANGAT WAJAR.

Seperti halnya kita orangtua juga, anak awalnya pasti akan menjadi tidak nyaman dengan perubahan ‘negatif’ yang dialaminya. Tugas kita untuk mencari alternatif kegiatan sehingga rasa tidak nyaman itu bisa dikurangi dan akhirnya bisa ditinggalkan.

Begitu kita memutuskan untuk melakukan penghentian dot, lakukan dengan tegas (BUKAN berarti sambil marah loh!). Jangan sampai kita menyerah begitu melihat anak menangis meminta dotnya. Jika hal ini dilakukan berulang kali, kita akan menjadi sangat kesulitan melakukannya lagi, karena anak merasa bahwa dia bisa merubah apa yang telah menjadi keputusan orangtuanya.

Jadi, untuk menghentikan suatu kebiasaan anak, faktor PENTING dan EFEKTIF yang bisa dilakukan adalah:

1. Pemberian SIGNAL AWAL kepada anak tentang perubahan yang akan terjadi pda dirinya.

2. Tindakan TEGAS tapi tetap dengan menunjukkan KASIH SAYANG sehingga anak memahami bahwa apa yang kita lakukan memang akan terjadi.

3. KERJASAMA orangtua dan pihak lain sehingga tidak terjadi perbedaan dalam memperlakukan anak.

Selamat Mencoba.. dan ditunggu cerita pengalaman anda.




Sumber: Balita Cerdas

Oleh: Baju Bayi Blessing

0 comments on "Pengalaman Menghentikan Dot Tanpa Penolakan"

Post a Comment

 

baju bayi blessing Copyright 2008 All Rights Reserved Baby Blog Designed by Ipiet | All Image Presented by Tadpole's Notez